Khamis, 22 April 2010

"kisah - kisah Taubat nasuha para sahabat"

"kisah - kisah Taubat nasuha para sahabat"

Salam sy ingatkan diri saya juga,"moga dapat menberi mafaat bersama"


Taubat adalah kembali kepada Allah swt. setelah melakukan maksiat. Taubat marupakan rahmat Allah swt. yang diberikan kepada hamba-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya.


Agama Islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun dosa yang telah diperbuat manusia. Bahkan Nabi Muhammad saw. telah membenarkan hal ini dalam sebuah sabdanya yang berbunyi: "Setiap anak Adam pernah berbuat kesalahan/dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka yang bertaubat (dari kesalahan tersebut)."


Taubat yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah adalah "Taubat Nasuha", yaitu taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tahrim: 66,
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah k
epada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kemudian ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu'".




"Wahai Tuhan ku tak layak ke syurga Mu
Namun tak pula aku sanggup ke neraka Mu


Ampunkan dosa ku terimalah taubat ku
Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar

Ila hilis tu lilfirdausi ahla
Wala aqwa alnnaril jahim
Fahabblitau batau wafir zunubi

Fainnakarob firul zanbi azim

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai
Dengan rahmat Mu ampunkan daku Oh Tuhan ku

Wahai Tuhan selamatkan kami ini
Dari segala kejahatan dan kecelakaan

Kami takut kami harap kepada Mu
Suburkanlah cinta kami kepada Mu


Kamilah hamba yang mengharap belas dari-Mu"


Mungkin sebagian dari kita sudah sangat biasa dengan nasyid ini. Tapi, tahukah kita darimana nasyid ini berasal? Siapa pengarangnya?


Tersebutlah kisah seorang Sahabat yg baru kembali dari medan perang. Saat berada di pintu rumahnya, secara tidak sengaja tiba-tiba nampak olehnya betis seorang perempuan. Perempuan itu adalah isteri sahabatnya yg ketika itu sedang bertandang ke rumahnya. Seketika itu juga ia melompat keluar dari pintu dan berlari meninggalkan rumahnya, menuju satu tempat yg sepi, selama bertahun-tahun, untuk bertaubat kepada Allah SWT atas ketidaksengajaannya. Rintihan taubatnya itulah yg sekarang sering kita dengar dalam lagu Al-I'tiraf (Raihan).

Begitu bertaqwanya Sahabat ini. Begitu takutnya ia kepada Allah swt atas kesilapannya, walaupun tak sengaja. Ia menyesal, mengapa sampai terjadi perkara yg hina itu padanya? Tentu ada maksud Allah. Perasaan itu membuat ia begitu takut dan malu dengan Allah, sehingga ia menghukum dirinya sendiri dan tidak mahu pulang ke rumahnya selagi dirinya belum dapat menjadi manusia yg baik, sebagaimana yg Allah kehendaki.

Sahabat yg mulia ini, adalah seorang pujangga, penyair besar di zaman Abbasiyah. Dialah Abu Nawas. Nama asalnya adalah Al Hasan bin Hani al-Hakami, hidup pada tahun 757 — 814 H. Raja Harun ar-Rasyid, raja yg memerintah di masa itu, beliau diangkat sebagai penyair kepercayaan raja.

"sama2 la kita ingat-mengingati"
Adakah besok masih atau hari ini kita kembali kepadanya... Jgn bertangguh kelak kita akan menyesal. Siapalah kita utk dibandingkan dgn Sahabat nabi. Solat pun belum tentu kita sempurna. Fikir-fikirkanlah, renung-renungkanlah dan segeralah bertindak.

Tiada ulasan:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails